Dokumen Human Fraternity, Menjadi Kunci Utama Bagi TL Dalam Menjaga Persaudaraan Manusia

Timor Post - Berita · Internasional
Reporter : Mariano Abi
Editor : Hermenegildo da Costa Tilman
  • Share
Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Ahmad Al-Tayyib menandatangani Dokumen Persaudaraan Manusia di Abu Dhabi (040219/foto ©Vatican Media)

DILI (Timor Post.com)—Pada perayaan Missa syukur atas terpilihnya Dom Virgilio do Carmo da Silva SDB, sebagai kardinal pertama di bumi tercinta Timor-Leste, Presiden Parlemen Nasional (PPN), Aniceto Guterres mewakili Presiden TL, Jose Ramos-Horta, dalam sambutannya mengatakan bahwa TimorLeste adalah negara pertama yang bergabung dengan dokumen Persaudaraan Manusia.

“Timor-Leste adalah negara pertama yang mematuhi deklarasi ini. Peristiwa bersejarah besar kemanusiaan penuh yang terjadi secara berurutan, bahkan dalam jangka pendek, di dunia yang penuh konflik, kekerasan, kelaparan dan banyak tantangan yang meruntuhkan iman masyarakat kepada Tuhan,” kata PPN dalam sambutannya di Rumah Adat, Tasi Tolu, Selasa (06/09).

ADVERTISEMENT
SCROLL FILA BA NOTISIA


Ia mengatakan, pada September 2019, Paus Fransiskus, mengangkat Dom Virgílio do Carmo da Silva, SDB sebagai Uskup Agung Metropolitan Dili pada 29 Mei.

Paus yang sama juga mengumumkan nama sejumlah Kardinal baru, salah satunya Dom Virgílio do Carmo da Silva, pada 27 Agustus.

Kata Aniceto, Sebelum Sri Paus mengumumkan nama sejumlah Kardinal baru pada 27 Agustus, dan sebelum pelantikan Presiden terpilih Jose Ramos-Horta, Parlemen Nasional sudah menyetujui resolusi untuk mendeklarasikan aksesi Timor-Leste ke Persaudaraan Manusia, ke Perdamaian dan Common Convivence, yang dimana Paus Fransiskus dan Gra Imame Ahmad Al-Tayyeb, melakukan suatu persetujuan perdamian yang disebut dengan “Document of Human Fraternity” di Abu Dhabi, 4 February 2019.

Ia mengatakan bahwa peristiwa tersebut tidak terjadi tanpa sadar, tetapi memiliki rasa keimanan dan keyakinan, serta memiliki rasa keterkaitan dengan kelangsungan hidup manusia di dunia sekarang ini.

“Peristiwa keagamaan, bagi kita Timor-Leste, dalam refleksi saya memiliki dua kekuatan yaitu, satu berpegang teguh pada keyakinannya atas Tuhan, dan kedua selalu hidup harmonis karena kita adalah negara hukum yang demokratis,” kata Aniceto.

Aniceto juga menyoroti bahwa dari  dokumen Human Fraternity menyebutkan jika penyebab krisis dunia adalah hilangnya hati nurani manusia, kepekaan yang menurun, memudarnya nilai-nilai agama dan sikap individualisme yang dominan serta sifat materialistis dan mendewakan duniawi.

Rakyat Timor-Leste telah mengalami adanya hubungan sebagai warga negara dalam dua kekuatan ini, kapasitas yang menyebabkan Negara dan Gereja bekerja sama untuk melaksanakan upacara keagamaan ini, dalam rangka mempersiapkan dan memuliakan Kardinal kita yang baru.

“Dengan hadirnya Kardinal baru dalam aksesi Timor-Leste dan Timor-Leste ke Persaudaraan Manusia, kita berwajib untuk menujunjung tinggi nilai persaudaraan manusia, melalui ide-ide, kata-kata, tindakan atau perilaku kita yang menunjukkan dukungan moral kita, dan dukungan Agama dalam fungsi-fungsi yang diemban oleh Kardinal Virgilio do Carmo da Silva yang terhormat,” katanya.

Deklarasi Persaudaraan Manusia mengundang kita sebagai  warga negara, untuk melaksanakan tugasnya sebagai orang percaya atau sebagai politik, gubernur atau warga negara biasa, dalam memperkuat Perdamaian, hubungan persaudaraan, solidaritas dan toleransi yang konstruktif.

Sebelum diakhiri, Aniceto mengatakan, Dokumen Human Fraternity for World Peace and Living Together yang disetujui 4 Februari 2019 antara Paus Fransiskus dengan Imam Besar Al-Azhar menjelaskan perjanjian umat manusia untuk mengatasi beragam krisis dunia seperti perang, kemiskinan dan penindasan.

Isi perjanjian tersebut adalah menggunakan nilai transedental sebagai titik awal persahabatan dan persaudaraan antar umat manusia yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi dan informasi di era digital.

Dokumen ini lahir atas diskusi terbuka dan harapan besar dan cerah di masa depan. Dokumen ini pun mengatur perdamaian, kebebasan dan hak-hak perempuan. Setiap insan berkewajiban untuk tidak saling membunuh. Membunuh satu orang sama dengan membunuh seluruh umat manusia.

Sebagai insan diwajibkan pula untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan, cinta dan perdamaian kepada orang miskin, orang yang membutuhkan pertolongan, anak yatim, janda pengungsi dan korban perang.

 1,242 total views,  3 views today

Bagaimana Reaksi Anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry
You have reacted on “Dokumen Human Fraternity, Menjadi Kunci Utama B…” A few seconds ago
  • Share
ADVERTISEMENT
SCROLL FILA BA NOTISIA


Berita Timorpost Lainnya


Komentar :
Timorpost.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

error: