Dili (timorpost.com)–Dewan Pertahanan dan Keamanan (CSDS-Portuges) bertemu dengan Presiden, Jose Ramos Horta, membahas situasi terkait ribuan Warga Negara Timor-Leste (WNTL) berada di Portugal yang telah ditipu oleh jaringan kriminal.
“Kami bertemu dengan Presiden Republik (PR) dengan menyampaikan keprihatinan tentang situasi yang dialami ribuan orang Timor di Portugal, mengingat banyak yang terlantar dan kehilangan tempat tinggal. Beberapa agen, dengan janji pekerjaan, akomodasi dan legalisasi, dengan imbalan uang. Oleh karena itu, kepala negara mengundang Scientific Police of Criminal Investigation (PCIC), Kepolisian Nasional Timor-Leste (PNTL) dan CSDS untuk saling mendengar pendapat”, kata Kepala Militer Interim, Mayor Francisco da Silva kepada wartawan di Istana Kepresidenan di Ai-Tarak Laran.
Dia menyatakan bahwa lebih dari 5.000 Warga Negara Timor-Leste (WNTL) berada di Portugal yang hidup dalam kondisi yang sangat genting diduga menjadi korban eksploitasi tenaga kerja dan jaringan untuk mendukung imigrasi ilegal.
“Badan-badan bantuan imigrasi di Timor-Leste menipu warga yang diberi makan dengan janji-janji palsu tentang pekerjaan. Mereka dipaksa membayar lebih dari dua ribu dolar untuk perjalanan dan kontrak. Sekarang mereka tidak punya uang untuk kembali”, tegasnya.
Namun, terungkap bahwa 20 orang, tujuh di antaranya tinggal di Abu-Dhabi dan 13 di Malaysia, telah kembali ke Timor-Leste.
Mengingat situasinya, Francisco da Silva mengimbau warga Timor untuk berhenti percaya pada agen bantuan imigrasi, mengingat bahwa “kenyataan telah menunjukkan sebaliknya kepada kita”.
512 total views, 3 views today
