DÍLI (timorpost.com)–Ada kemungkinan bahwa sekitar 20% dari populasi Timor-Leste, dapat menghadapi kekurangan pangan dalam enam bulan ke depan.
Hal ini sesuai dengan sebuah studi serta survey yang dilakukan oleh Dewan Nasional untuk Pangan dan Keamanan Gizi Timor-Leste (KONSANTIL, dalam bahasa Tetun), bermitra dengan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Program Pangan Dunia (WFP).
“Studi ini dapat menjadi panduan bagi entitas terkait untuk mengambil keputusan dan melakukan intervensi dalam menghadapi situasi serius terkait masalah pangan yang dapat terjadi”, kata Menteri Pertanian dan Perikanan (MAP), Pedro dos Reis, kepada wartawan usai peluncuran hasil studi pendahuluan yang berlangsung pada Kamis.
“Data KONSANTIL bersama dengan Forum for International Cooperation (FIC) merupakan sumber terpercaya yang dapat membantu Pemerintah dalam pengambilan keputusan”, Ujar pejabat tersebut.
Katanya kenaikan harga barang pangan dan penurunan daya beli adalah beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kerawanan pangan.
MAP berjanji untuk menggabungkan upaya, fokus pada tujuan dan strategi yang dapat mendorong peningkatan produksi di dalam negeri.
WFP menjamin “dukungan total” dalam memerangi kerawanan pangan dan malnutrisi.
“Hampir 300.000 orang Timor membutuhkan bantuan makmanán nutrisi. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan Pemerintah untuk mengatasi masalah kerawanan pangan di negara ini”, kata perwakilan WFP di Timor-Leste, Garzon Oliveira.
648 total views, 3 views today






