DILI (timorpost.com) – Presiden Parlemen Nasional (PPN), Aniceto Guterres Lopes, menyoroti bahwa Republik Demokratik Timor-Leste (RDTL) terus berjuang untuk memberantas kemiskinan.
Aniceto berbicara, Sabtu (31/12/2022) lalu, dalam pidatonya sebagai bagian dari peringatan Hari Pahlawan Nasional Tanah Air, di Bundaran Nicolau Lobato, di Comoro, Dili.
“Kami tetap bertekad memerangi kemiskinan di negeri ini. Kita juga harus berupaya menghadapi masalah sosial ekonomi dan politik dalam perjalanan kita sebagai bangsa yang merdeka”, kata PPN.
Anggota parlemen itu juga mengingatkan alasan memperingati hari itu, 31 Desember, yang bertepatan dengan wafatnya mantan Presiden RDTL Nicolau dos Reis Lobato pada tahun 1978, di Turiscai, di Kotamadya Manufahi, saat invasi militer Indonesia.
“Nicolau adalah seorang pemimpin teladan sejati bagi orang Timor, karena dia adalah salah satu dari mereka yang menawarkan nyawanya sendiri, dalam pertempuran berdarah, untuk pembebasan tanah air”.
Semboyan perjuangannya, ‘peluru terakhir adalah kemenanganku merupakan komitmen yang tak terlupakan dan tanpa syarat, yang harus diterapkan dalam semua perspektif pembangunan Timor yang merdeka”, tegas Aniceto.
Ia juga menginformasikan bahwa Negara menetapkan tanggal 31 Desember sebagai Hari Pahlawan Nasional Tanah Air, dengan maksud agar pengorbanan rekan senegaranya yang tak terhitung jumlahnya yang tewas dalam pertempuran dikenang, direfleksikan, dihormati dan dirayakan oleh rakyat Timor.
“Peringatan hari kematian Nicolau mewakili semua pahlawan atas semangat patriotisme, tidak mementingkan diri sendiri, dan tekad mereka”.
Ini adalah momen penting yang mengingatkan kita pada tujuan perjuangan kita melawan koloniál asing, yaitu untuk mencapai kebebasan dan kesejahteraan dalam situasi damai dan harmonis, katanya.
Aniceto Guterres menambahkan, para pahlawan juga mereka yang terlibat dalam kegiatan klandestin dan mereka yang memilih kemerdekaan dalam Referendum 30 Agustus 1999.
“Peluru kemenangan terakhir, yang disebutkan oleh Nicolau Lobato, menjadi kenyataan ketika para pemilih melubangi kertas suara dan memproklamasikan kemerdekaan kita pada tanggal 30 Agustus 1999”.
639 total views, 6 views today