MPM-Australia Bicara Dua “Isu” Terkait Greater Sunrise

Timor Post - Dili · Ekonomi · Internasional
Reporter : Hermenegildo da Costa Tilman/Mariano Abi
Editor : Hermenegildo da Costa |Tilman
  • Share

Dili (timorpost.com)—Pemerintah Australia melalui perwakilan urusan Greater Sunrise, Steve Bracks, didampingi Duta Besar Australia untuk Timor-Leste, Bill Costello, bertemu Menteri Perminyakan dan Mineral (MPM), Victor da Conceição Soares, bahas dua “isu” terkait greater Sunrise.

Menteri Perminyakan dan Minerals, Victor da Conceição Soares, mengatakan bahwa ini adalah pertemuan kedua yang sebelumnya telah disampaikan oleh Steve Bracks untuk merencanakan negosiasi Greater Sunrise.

ADVERTISEMENT
SCROLL FILA BA NOTISIA


“Kami membahas dua isu, yang pertama tentang kemajuan negosiasi khusus Greater Sunrise, dan yang kedua tentang rencana CCS- Capture in Carbon Storage,” katanya, di Bebora, Kamis (13/04/2023).

Semua orang tahu bahwa komitmen Timor-Leste menyatakan bahwa, pipeline dari Greater Sunrise harus ke Timor-Leste dan bagaimana pun caranya. Sebab ini adalah satu-satunya pendapatan yang paling besar, yang ada saat ini. Sebab Greater Sunrise telah mencapai kemajuan pesat dalam banyak pencapaiannya yang memiliki Pemerintah Timor-Leste.

Dia menambahkan, beberapa hal yang tidak disebutkan hari ini terkait dengan free karbon sesuai dengan dekrit atau peraturan Australia, yang mengatakan bahwa kebebasan karbon ke planet energi baru dari industri ini memberikan regulasi yang lebih ketat.

“Ini menunjukkan apa, membuat pabrik baru di Australia kustu lebih mahal, jadi ini menunjukkan Beaco lebih murah, ini adalah usaha pemerintah Timor-Leste yang bahwa pipeline harus datang karena lebih layak, jadi Pemerintah Australia jangan mengatakan bahwa a-favorit,” kata Menteri.

“Kita harus tetap netral, tetapi kita harus mempertahankan prinsip kita bahwa bagaimana pun pipeline harus ke Timor-Leste,” jelasnya.

Dikatakannya, yang perlu diperhatikan yalah harus memiliki semua dokumen terkait Greater Sunrise yang akan datang ke Timor-Leste yang saat ini sedang dibahas harus diselesaikan dan ditandatangani antara kedua Pemerintah.

Isu kedua, terkait rencana CCS-Capture in carbon storage, mengingat sumur greate sunrise akan kering, maka perlu dipersiapan juga CCS.

Memastikan persiapan proyek penyimpanan karbon (CCS) di Laut Timor memenuhi praktik terbaik global dan juga mendukung negara Asia Tenggara dalam upayanya mengurangi emisi gas.

“Cadangan Bayu-Undan merupakan lapangan gas tua di Laut Timor yang telah diproduksi sejak tahun 2004 namun diperkirakan operasinya akan selesai pada tahun 2023. Operator lapangan memperkirakan bahwa cadangan tersebut berpotensi menyimpan 10 juta ton CO2 per tahun”.Ujarnya.

Dikatakannya, Timor-Leste telah mengidentifikasi investasi sektor swasta sebagai kunci untuk membuka pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja bagi rakyatnya di masa depan. Dengan potensinya untuk menghasilkan aliran pendapatan baru ke Timor-Leste, Proyek Penyimpanan Karbon Bayu-Undan dianggap sebagai bagian penting dari keseluruhan strategi pembangunan negara dan peralihannya dari kerapuhan menjadi ketahanan.

Jadi Penting untuk Timor-Leste membentuk undang-undang kerangka hukum agar sepenuhnya mematuhi Perjanjian Perubahan Iklim Internasional.

Pada kesempatan yang sama, Steve Bracks, mengucapkan selamat kepada Kementerian Perminyakan dan Mineral (MPM), advokasi dan komitmen Victor da Conceição Soares terhadap proyek Greater Sunrise.

“Kami berdiskusi hebat tentang Greater Sunrise dengan perusahaan Greater Sunrise dan berfokus pada studi peskija untuk mengembangkan proyek ini dengan cara yang baik,” kata Steve Bracks.

Sehubungan dengan proyek Greater Sunrise, untuk datang ke Timor-Leste atau ke Australia, Pemerintah Australia melalui perwakilan isu Greater Sunrise, Steve Bracks mengatakan, tergantung hasil studi lapangan nanti, maka dari itu Pemerintah Australia menginginkan untuk menemukan solusi yang akan membuat sebagian besar manfaat dari para kedua pihak.

“Memang ada Konflik internal di perusahaan, tapi diklarifikasi bahwa, dengan niat yang sama dengan semua pihak yang berpihak ini, saya telah bertemu perwakilan dari USAID dan Timor GAP,” kata Steve Bracks.

Dia menambahkan bahwa Australia memiliki perkembangan baru untuk melihat jalur hukum untuk mengembangkan proyek ini dan lebih fokus pada proses yang tidak akan mengakibatkan kesulitan yang parah, sehingga Australia berkomitmen untuk mematuhi Perjanjian Paris yang telah dilakukan oleh Pemerintah Australia.

Dia (Steve Bracks) juga membahas pembangunan penyimpanan karbon, antara Australia dan Timor-Leste dalam diskusi yang sangat baik tentang free karbon dan Pemerintah bermaksud untuk memulai proyek tersebut dengan cepat dalam jangka pendek.

“Apakah proyek ini lebih efektif untuk penyimpanan free karbon yang lebih baik untuk tropikal kawasan, itu akan menguntungkan 30 hingga 50 juta dolar AS dan jika Timor meminta Australia untuk memulai proyek, Australia akan segera memulai,” pungkas Steve Bracks.

Sebelum selesai, ia menginformasikan bahwa pertemuan ini merupakan langkah awal dalam studi lapangan proyek pengembangan Greater Sunrise dalam menemukan cara terbaik untuk memulai pengembangan proyek.

Di tempat yang sama Duta Besar Australia di Timor-Leste, Bill Costello menambahkan tentang Greater Sunrise, untuk datang ke Timor-Leste atau ke Australia,

“Dalam pertemuan kami sudah jelas bahwa Australia ingin proyek ini terus berjalan, bukan datang ke Timor-Leste atau ke Australia, tetapi terus maju,” ujar Dubes Australia untuk Timor-Leste, Bill Costello.

 2,020 total views,  3 views today

Bagaimana Reaksi Anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry
You have reacted on “MPM-Australia Bicara Dua “Isu” Terk…” A few seconds ago
  • Share
ADVERTISEMENT
SCROLL FILA BA NOTISIA


Berita Timorpost Lainnya


Komentar :
Timorpost.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

error: