DILI (timorpost.com)—Beberapa hari terakhir Dewan Militer yang memerintahkan pengusiran Kuasa Usaha yang saat ini mengawasi kedutaan besar Timor Leste di Yangon paling lambat tanggal 1 September, Perdana Menteri (PM), Kay Rala Xanana Gusmao, mengatakan tindakan pengusiran itu tidak akan berdampak pada TL untuk bergabung menjadi anggota tetap ASEAN karena ASEAN bukan Myanmar, dan Myanmar hanya anggota ASEAN.
“Myanmar mengusir diplomat kita tidak akan berdampak pada Timor-Leste untuk bergabung dengan ASEAN, karena Myanmar juga merupakan anggota ASEAN buan pemilik ASEAN,” kata Kepala Pemerintahan Xanana Gusmao kepada wartawan di Istana Presiden Nicolau Lobato Bairru Pite, Kamis ( 31/08/2023).
Kepala Negara mengatakan, Timor Leste merupakan salah satu anggota pendiri G7+ dan 20 organisasi antar pemerintah yang berstatus observator permanen di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Membahas langkah-langkah PBB ketika memberikan dukungan, bukan berbicara dan mengajar, menghubungi, membantu berbicara dengan komunitas internasional tentang pembangunan negara.
Oleh karena itu, PM Xanana menyatakan bahwa pengecualian diplomat Timor-Leste oleh Myanmar tidak berdampak pada keanggotaan ASEAN.
“Pengusiran Myanmar atas diplomat Timor-Leste tidak terpengaruh untuk bergabung dengan ASEAN, karena ASEAN bukanlah Myanmar, karena Myanmar hanyalah anggota bagian dari ASEAN.
Timor Leste “menegaskan kembali pentingnya mendukung semua upaya untuk mengembalikan tatanan demokrasi di Myanmar dan menyatakan solidaritasnya dengan rakyat Myanmar, sambil mendesak Junta Militer untuk menghormati hak asasi manusia dan mencari solusi damai dan konstruktif untuk krisis tersebut,” kata pemerintahnya pada hari Sabtu.
Para politisi Timor Leste telah menjadi pengkritik yang lantang terhadap pemerintah militer Myanmar dan Presiden Jose Ramos-Horta telah bertemu dengan seorang wakil utama dari Pemerintah Persatuan Nasional bayangan (NUG), yang menentang pemerintahan militer.
510 total views, 6 views today






