Dili (timorpost.com)—Forum Organisasi Non Pemerintah Timor-Leste (FONGTIL), memint kepada administrator Aileu untuk meghormati kebebasan berekspresi di negara demokrasi ini.
Direktur Eksekutif FONGTIL, Valentim da Costa Pinto mengatakan tindakan administrator yang menggunakan kekuasaan untuk menghentikan kegiatan debat publik yang diadakan oleh Gerakan Pemuda Kota (MJMA), Sabtu (15/04) itu sudah menunjukkan tidak menghormati kebebasan berekspresi.
“Kita tidak bisa membatasi kebebasan berekspresi di negara demokrasi ini, kita hanya bisa memberikan apresiasi, dukungan dan motivasi kepada generasi muda kita untuk tetap kreatif dalam pembangunan kota, dengan menjaga kualitas yang baik,” katanya kepada Timor Post di tempat kerjanya, Kaikoli, Senin (17/04).
Dikatakannya, semua kegiatan yang dilakukan untuk kebaikkan bngsa dan Negara harus dihormati karena apapun niat warga untuk mempromosikan atau menyebarkan informasi harus dihargai.
“Kita tidak boleh membatalkan atau membatasi kegiatan yang dipromosikan oleh kaum muda untuk membangun kota itu sendiri, apalagi kita mengunakan kekuasaan kita. Itu tidak boleh terjadi di Negara demokrasia ini”
Jika kita menghentikan kegiatan yang dimaksudkan untuk mempromosikan proses pembangunan kota, kita sendiri telah melanggar kebebasan berekspresi di negara hukum yang demokratis itu sendiri, jadi FONGTIL sangat tidak setuju.
“Sebab kegiatan yang dilakukan oleh pemuda/i terkait debat akademis soal isu-isu sosiál itu tidak ada masalah, maka jangan menggunakan kekuasaan kita untuk menghentikan kegiatan ini. Jika dalam suatu diskusi ada masalah kita ada polisi untuk mengtsi hal tersebut” ujarnya.
Ia menegaskan, justru sebagai pengelola, kegiatan tersebut harus didampingi dan disosialisasikan, karena semua orang ingin memberikan informasi kepada warga untuk memahami, terutama apa yang perlu dilakukan Pemerintah atau apa yang akan dilakukan Pemerintah selanjutnya.
“Kami sngat tidak setujuh, karena kegiatan diskusi tidak menyebabkan tindak pidana mengganggu kegiatan publik, yang seharusnya dipahami oleh penyelenggara, bahwa suasana diskusi seperti itu di negara demokrasi ini perlu dilakukan,” kata Valentim.
Sebelum dia mengakhiri, dia (Valentim) mengatakan, Sebenarnya kita harus bangga dan senang dengan kreatiftas yang ditunjukkan oleh pemuda-pemudi bangsa ini secara sadar berkontribusi pada hal-hal seperti itu, dengan membuka diskusi untuk semua entitas, yang disebut Pendidikan Publik, itu perlu diapresiasikan.
Oleh karena itu, sebagai administrator seharusnya senang karena anak mudanya kreatif peka terhadap hal-hal tersebut di masyarakat.
“Saya memikirkan ke depan, ketika perilaku seperti itu terjadi, perlu diperbaiki dan komunikasi itu penting, bukan kita menggunakan kekuasaan kita untuk menghentikan segala kegiatan yang ada, FONGTIL menegaskan bahwa Timor-Leste sebagai negara demokrasi, setiap orang memiliki kebebasan berekspresi, jadi tidak boleh menggunakan kekuatan untuk menghentikan aktivitas anak muda. Jika kita membatasi kebebasan berekspresi maka kita telah menimbulkan masalah besar di negara demokrasi ini,” pungkasnya
1,459 total views, 3 views today






