Kambodia (timorpost.com)—Kay Rala Xanana Gusmão, didampingi Duta Besar (Dubes) Timor-Leste untuk Kamboja, Hermenegildo Lopez “Kupa” dan Duta Besar Roberto Soares, mengunjungi monumen bersejarah Kamboja.
Monumen bersejarah tersebut mulai dibangun pada 31 Desember 2018 dan telah resmi dibuka untuk umum sebagai tempat bersejarah dan wisata pada 25 Februari 2016.
Monumen ini memiliki panjang 54 meter dan tinggi 54 meter dan dibangun dengan bahan marmer beton arsip dan dilengkapi dengan semua dokumen sejarah proses perang yang dipimpin oleh Perdana Menteri Kamboja saat ini dan tentara yang berjuang untuk kemerdekaan.
Monumen Win Win atau monumen perdamaian terletak di kawasan Chroy Changvar, hampir 20 kilometer sebelah utara Phnom Penh dan merupakan tempat bersejarah atau museum dan wisata bagi masyarakat Kamboja untuk mempelajari sejarah perlawanan kemerdekaan Kamboja.
Di depan taman, dibangun batu bendera negara-negara anggota ASEAN dan di depan taman bergambar para pemimpin dan tentara yang pernah bertempur bersama Perdana Menteri Kamboja, Samdach Techo Hun Sen.
Dalam kunjungan tersebut, Xanana dibawah oleh tim, langsung melakukan pengenalan gedung-gedung dan dokumen-dokumen yang diarsipkan dan penting dalam perjuangan.
Xanana menulis pesan penting yang meminta perhatian negara-negara anggota G7+ yang terdiri dari Afghanistan, Burundi, Republik Afrika Tengah, Kongo, Guinea-Bissau, Haiti, Liberia, Papua Nugini, Sierra Leon, Somalia, Sao Tome Principe, Solomon Island, Sudan Selatan, Tonho, Yaman dan Timor-Leste untuk terus mengabarkan jalan perdamaian dan kesuksesan bagi masing-masing negara.
“Ini adalah momen spesial bagi saya untuk menjadi begitu bersemangat sehingga saya memahami keberhasilan pembangunan perdamaian melalui kebenaran dan inklusi. Sebagai orang Timor-Leste dan juga anggota g7+, saya memiliki kewajiban penuh untuk memberitahu semua negara pasca konflik untuk ikuti pelajaran bersejarah ini dengan percaya diri, keberanian dan tekad,” kata Xanana.
Xanana menilai kunjungan ini penting untuk melihat sejarah perjuangan rakyat dan pemimpin Kamboja sebagai pelajaran sejarah Timor-Leste dan negara-negara lain.
“Saya sangat berterima kasih atas kesempatan untuk menerima presentasi yang luar biasa dari tingkat Kamboja, dan saya akan menyimpannya di hati saya dan akan diteruskan ke semua negara sahabat, yang juga bermimpi untuk membangun perdamaian sebagai syarat untuk pembangunan manusia di masa depan,” ujar Xanana dalam pesan yang terekam dalam buku kunjungan ini.
1,404 total views, 6 views today
![Like](https://id.timorpost.com/wp-content/plugins/36/public/assets/img/reactions/like.gif)
![Love](https://id.timorpost.com/wp-content/plugins/36/public/assets/img/reactions/love.gif)
![Haha](https://id.timorpost.com/wp-content/plugins/36/public/assets/img/reactions/haha.gif)
![Wow](https://id.timorpost.com/wp-content/plugins/36/public/assets/img/reactions/wow.gif)
![Sad](https://id.timorpost.com/wp-content/plugins/36/public/assets/img/reactions/sad.gif)
![Angry](https://id.timorpost.com/wp-content/plugins/36/public/assets/img/reactions/angry.gif)
![Xanana Serukan Kepada Negara Anggota G7+ Cari Solusi Damai](https://id.timorpost.com/wp-content/uploads/2023/05/IMG-20230505-WA0101.jpg)