DILI (timorpost.com)—Jembatan Bua Nurak penghubung Viqueque, Watulari, dan Lakluta putus diterjang luapan air sungai. Akibatnya warga sulit beraktivitas.
Anggota DPR Dario Madeira dari Partai Frente Revolusionaris Timor-Leste Independente (FRETILIN), mengatakan, Ambruknya jembatan ini disebabkan air sungai yang meluap usai diguyur hujan deras dalam beberapa hari yang lalu.
“Jadi akibat air sungai yang meluap, sehingga tanah di bawah jembatan terkikis. Akibatnya jembatan menjadi ambruk dan terputus,”kata dia.
Putusnya jembatan tersebut membuat warga sulit beraktivitas dan harus berisolasi. Bahkan beberapa orang warga terpaksa melalui sungai agar bisa sampai ke desa seberang.
“Situasi ini, sudah saya sampaikan sebelum Putusnya jembatan Bua Nurak, tetapi sampai sekarangpun Pemerintah tidak mau memperhatikan, tidak mau tahu, saya tidak mengerti kenapa,” kata Dario dalam rapat paripurna Parlemen Nasional (PN), Selasa (20/12).
Sungai Dilor jembatannya sudah lama putus, sudah memasuki lebih dari lima tahun, dan sekarang jembatan Bua Nurak juga telah putus dan masyarakat Viqueque telah diisolasi.
Karena itu, dia mempertanyakan kepada Pemerintah, mengapa sampai saat ini masalah yang dihadapi masyarakat Viqueque belum juga terselesaikan.
Ia mengatakan, jembatan sungai Dilor putus selama lima tahun, jembatan Bua Nurak ikut terputus, kini Viqueque, Watulari hingga Lakuluta benar-benar terisolasi.
Mewakili rakyat Viqueque , hanya mau mengatakan bahwa pemerintah harus turut ikut merasakan penderitaan rakyat, bukan hanya sebuah retorik kosong tetapi tidak memperhatikan penderitaan rakyat kecil.
Oleh karena itu, ia meminta Panitia rapat paripurna untuk mencatat keprihatinan masyarakat Viqueque dan menyerahkan kepada Pemerintah, serta Kementerian Pekerjaan Umum (MOP), untuk membuka jalan alternatif bagi masyarakat Viqueque yang terisolasi karena putusnya jembatan tersebut.
930 total views, 3 views today
