Dili (timorpost.com)—Maraknya pencurian ikan atau illegal fishing oleh kapal ikan asing di laut Timor-Leste, khususnya di Laut Tasi Mane, kembali mencuat.
Praktek ilegal ini sudah terjadi lama, dikarenakan pengewasan terhadap sumber daya perikanan masih terbilang sangat lemah.
Direktur Jenderal Perikanan Kementerian Pertanian dan Perikanan (MAP), Acasio Guterres, menginformasikan bahwa betul bahwa sesuai pemantaun melalui satelit atau Global Fishing Watching (GFW) menunjukkan bahwa saat ini pergerakan illegal fishing di laut Tasi Mane semakin marak dan MAP tidak bisa berbuat apa-apa selain memantau lewat satelit.
“Kami telah mengamati melalui situs Global Fishing Watching, di mana kami dapat melihat volume besar pergerakan penangkapan ikan ilegal di Laut Timor semakin marak, tetapi kami tidak melakukan apa-apa, karena kami tidak memiliki kapasitas untuk menangkap mereka, karena saat ini kita belum memiliki kapal operasional,” katanya kepada Timor Post, di kantornya di MAP, Comoro, Kamis (16/03/2023).
Ia mengatakan, selama tiga tahun periode berturut-turut, Timor Leste menghitung rata-rata kerugian sumber daya ikan setara $ 350 ribu.
Upaya yang dilakukan Kementerian hanya memberdayakan nelayan untuk memantau wilayahnya dan memantau satelit.
Dikatakannya, Saat ini MAP sedang mempersiapkan, dan otoritas maritim juga dibentuk, dipimpin oleh Tentara Nasional Timor-Leste, melalui Komponen Angkatan Laut untuk bekerjasama dalam melakukan pengoperasional di laut Timor.
Selain itu, MAP melalui Ditjen Perikanan juga telah menunjuk 10 orang untuk masuk ke dalam kewenangan tersebut.
“Kalau kita punya kapasitas kita bisa bergerak untuk bertindak dan kita tidak lagi kesulitan, karena kita sudah masuk ke dalam otoritas maritim, mudah untuk mengambil tindakan di Laut Timor, tetapi sat ini kita belum berbuat apa-apa karena kita belum memiliki kapal yang memadai” Ujarnya.
Kementerian Perikanan juga, mengharapkan untuk masa depan pemerintah Australia memenuhi perjanjian mereka untuk mendukung dua kapal patroli ke Komponen Angkatan Laut untuk mengendalikan laut khususnya mengatasi maraknya pencurian ikan atau oleh kapal ikan asing di laut Timor-Leste.
Sementara itu, menurut data Kementerian Pertanian dan Perikanan (MAP), pada tahun 2018 sebanyak 107 unit kapal penangkap ikan ilegal memasuki Laut Timor untuk mencuri 223 ton ikan yang dikonversi menjadi $1 juta.
1,317 total views, 6 views today
![Like](https://id.timorpost.com/wp-content/plugins/36/public/assets/img/reactions/like.gif)
![Love](https://id.timorpost.com/wp-content/plugins/36/public/assets/img/reactions/love.gif)
![Haha](https://id.timorpost.com/wp-content/plugins/36/public/assets/img/reactions/haha.gif)
![Wow](https://id.timorpost.com/wp-content/plugins/36/public/assets/img/reactions/wow.gif)
![Sad](https://id.timorpost.com/wp-content/plugins/36/public/assets/img/reactions/sad.gif)
![Angry](https://id.timorpost.com/wp-content/plugins/36/public/assets/img/reactions/angry.gif)
![Maraknya Pencuri Ikan di Laut Tasi Mane, Pemerintah Hanya Senyum](https://id.timorpost.com/wp-content/uploads/2023/03/WhatsApp-Image-2023-03-16-at-18.19.55.jpeg)